sejatinya setiap pribadi
tercipta dengan satu keistimewaan namun tidak semua orang mampu melihatnya dengan jujur
setiap orang memiliki cahaya, dan dengannya ia mampu menerangi hati dan pribadi di dekatnya. siapa saja
hanya saja, kita dan mereka kadang tidak menyadari hal menakjubkan ini. terkadang cahaya itu meredup atau bahkan tidak bisa kita sadari sama sekali.
sombong dengan ketawadhuan
hingga diri merasa telah dipenuhi cahaya,
berkilauan namun sebenarnya menyilaukan.
bahkan mata bathin itu tertutup rapat
dan ruangan itu gelap
berjalan tanpa arah
dalam kesendirian yang menyiksanya
disanalah kegelapan itu menyelimuti dirinya
dan ia butuh cahaya
ketika seorang hamba menyadari
adanya sisi gelap dalam diri, maka disanalah ia mencari cahaya
ia mulai mendapati bintang-bintang kecil yang dan bulan di sore berawan, malu-malu menatapnya ragu
saat kita dalam kegelapan,
justeru kitalah yang mencari.. cahaya itu.
hingga kita melihatnya dengan jelas, tanpa hijab
disana kita melihat bulan itu putih bercahaya
kita menemukannya lalu meminjamnya
untuk menerangi langkah kita
padahal seharian lalu,
kita buta tentangnya?
subhanallah!
begitulah, saudara-saudariku
sosok sosok yang pernah ada dihadapan kita,
kemarin ia yang tersenyum, perlahan mengenalnya
lalu tiba-tiba saja kita seperti benar mencintainya
memiliki, sepenuh hati
melukai, lalu pergi
dan kita terluka
saling menyalahkan
mudah memang
menyalahkan siapapun lalu menuduhnya sesuka hati
kita bahkan lupa dan tidak mampu lagi sedikitpun.. melihat cahaya yang dulu ia pinjamkan. cahaya yang mengantar kita kepada hari ini
kita lebih senang bertanya-tanya,
kenapa ia harus datang melibatkan kita dalam cerita..
kita ingin dipahami, tapi tidak pernah memahami..
ingin dibenarkan tapi sulit membenarkan
mari dengarkan kembali
sebuah rekaman masa lalu
tentang apa yang kita putuskan dulu
saat ruang fikiran itu hanya mampu menyalahkan
tentu disana, semua orang bersalah kecuali diri kita
dan pintu-pintu hikmah itu tertutup saat engkau menutup semua celah cahaya, saat engkau membatasi ruang fikiranmu dalam batas prasangka yang membutakan
prasangka hina itulah
yang kelak akan menghinakanmu
dan kita akan terus terhina
selama kita tidak mampu
memaafkan
sayang sekali
kita telah menyangka maaf itu
hanya serakan sampah yang tak berguna
saudaraku, saudariku yang mendamba kebahagiaan
tahukah, semakin kita sering bertemu dengan hamba-Nya yang salih semakin kita mengenal kehinaan kita
semakin kita merendah
merebah..
sebaliknya
semakin kita melihat kehinaan mereka
semakin kita meninggi
seandainya saja
jiwa itu sebening embun
maka alasan apakah lagi yang menyeret kita pada hinanya prasangka?
hanya sungai beninglah
yang akan menunjukan kita
ikan-ikan kecil diantara bebatuannya
tahukah jika
sosok yang pernah menyakitimu itu, dulu ..pernah meminjam cahayamu untuk menerangi jalannya, maka satu satunya jalan adalah merelakannya pergi
membawa cahayamu
lalu lihatlah
cahaya yang ia tinggalkan dihatimu
cahaya yang membekas! dan menerangi jalanmu
tanpa hadirnya saat ini..
jika engkau tidak mendapati cahaya itu
maka lihatlah lagi dengan hatimu
jika engkau tidak juga melihatnya
maka yakinlah, engkau sedang berdusta.
untuk dirimu sendiri.
bangkitlah saudaraku
kepakkan sayapmu dan terbanglah
biarkan sosok lain berbagi cahaya, denganmu
sungguh..
jika kita mampu melipat jarak dunia ini
bentangan jarak melelahkan itu tidak pernah ada
kita hanya sedang lupa, bahwasannya akhirat itu begitu dekatnya
hingga kita tidak sempat untuk berlama-lama berdiam di sebuah lembah dimana kita terjatuh dan diam
jangan hanya melihat terbingnya terjal dihadapan
namun bayangkanlah keindahan dibalik bukitnya
disana ada cahaya, cahaya pembimbing
yang membawamu kembali
jalanan panjang yang tidak mudah
namun hari ini tidak ada pilihan karena masalalu itu telah berlalu jauh dibelakang dan mengingatnya akan membuatmu semakin jauh
terbelakang
sementara perahumu sudah jauh ditengah lautan
tidak ada pilihan selain mengayuhnya, menari dengan ombak
berselancar di deru-derunya dan bersiap untuk singgah dipelabuhan di negeri lain
sebuah negeri
dimana pintu-pintu keabadian dibuka
dan pintu masalalu itu tertutup untuk selama-lamanya.
......
SEGALA PUJI BAGI ALLAH!
Alhamdulillah 450 Halaman Rehab Hati Telah Terbit 10 June 2012 Kemarin. Mulai beredar di Indonesia, Taiwan, Hongkong, Saudi, Malaysia, Singapura dan Germany mulai tanggal 18 June 2012.
Salam Bahagia
Nuruddin Al Indunissy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar