Minggu, 05 Januari 2014

MERANUMKAN IMAN DALAM KETIDAKPASTIAN...... (Sultan Hadi dan Ibnu Syahri R)


Saya belum pandai menulis, hmmm saya lebih suka banyak membaca......  Ada satu artikel di majalah tarbawi edisi bulan yang lalu yang saya suka....... banyak yg saya suka dari artikel2 majalah tarbawi tapi saya share yg ini dlu yah ^_^ soalnya saya selalu terkesan dengan kisah Julaibib serupa dengan kesan kisah fatimah dan Ali........
Judul artikelnya "MERANUMKAN IMAN dalam KETIDAKPASTIAN" penulisnya Sultan Hadi & Ibnu Syahri R..... (memang tema majalahnya edisi tersebut tentang KETIDAKPASTIAN) tapi ada beberapa paraghraf yang saya potong yah..... semoga bermanfaat :)

Ketidakpastian sangat dekat dengan fikiran negatif. Seperti keraguan, kemarahan, prasangka buruk, dan ketakutan. Kita ragu dengan kelanjutan karier, kita cemas akan kehilangan jabatan dan pekerjaan, kita takut tak bertemu jodoh, dan sebagainya yang semua itu berpotensi menciptakan goncangan jiwa.
Tapi hidup kita tentu tidak boleh hanya punya warna yang itu : Ragu, Cemas dan takut. Meski ketidakpastisn juga mustahil untuk kita singkirkan. Maka pilihannya, pasti kita harus tetap bisa menikmati hidup dalam ketidakpastian itu. Karenanya, berhentilah mencemaskan hal-hal yang tidak pasti dan tidak jelas dengan bekal ruhani dan pikiran positif.
KETIDAKPASTIAN TIDAK MENJADIKAN KITA BINASA
Ketidakpastian pasti akan selalu menemani. Hari ini, esok dan akan datang. Bahkan telah banyak ketidakpastian berhasil kita lewati. Tapi betapapun kita mencemaskanya, ternyata kita tak dibuat binasa. Buktinya sampai sekarang kita masih hidup, bisa ceria dan tertawa-tawa. Cobalah untuk mengingat ketidakpastian di masa lalu, dan bagaimana akhirnya kita menemukan jalan keluar. Kepastian adalah ilusi. Kepastian tidaklah nyata dan tidak memiliki hubungan dengan hal-hal yangb akhirnya menjadi husnul Khatimah..
Mungkin sama halnya dengan ketakutan untuk hamil bagi seorang ibu. Setelah melihat anaknya berlari kesana kemari  dan mengingat kembali pada perjuangan  9 bulan lamanya, yang mungkin pada saat tersebut seperti dalam penyiksaan, ternyata setelah dua tahun berlalu ia berfikir hal tersebut sudah  memang seharusnya dijalani.
Sekali lagi, ketidakpastian pasti terjadi dalam hidup dan akan selalu ada. Kadang-kadang hal-hal terjadi dengan cara yang kita inginkan, tapi kadang-kadang jugga tidak. Maka terimalah ketidakpastian dengan  lapang dada, daripada mencoba untuk melawannya apalagi sekadar memperpanjang duka. Kita harus ingat bahwa ada kemungkinan hasil yang luar biasa , yang tidak dapat kita terka sekarang, dan dengan bersandar dalam  ketidakpastian  membantu membuat ketidakpastian tersebut jauh lebih mudah ditoleransi.
............................................beberapa paragrapg saya potong..................................................
SERTAKAN IMAN DALAM SETIAP KETIDAK PASTIAN , SELALU......
Julainbib, Ra, seorang sahabat yang bertubh kerdil dan berkulit gelap, hidunya fakir dan berpenampilan tidak menarik. Ia adalah lelaki yang tidak bernasab. Sebab ketika lahir jJulaibib tidak tahu ayah dan ibunya. Bagi penduduk Yastrib ketika itu, hidup tanpa nasab adalah cacat sosial besar. Maka Julaibib adalah ironi dari segala ironi. kondisinya yang demikian, seringkali membuat dirinya tak dianggap.
"Julaibib, tidakkah kau ingin menikah???" tanya Rasulullah kepadanya."Siapakah orang yang akan menikahkan putrinya denganku ya Rasulullah??/" Jawab Julaibib mengukur diri. Tigakali Rasulullah menanyakan hal yang sama, dan serupa itu pula jawaban Julaibib.
Singkat cerita, Julaibib pun menemukan jalan nasabnya. Ia menikahi putri seorang pemimpin Anshar yang dipilihkan Rasulullah, walaupun awalnya hampir ditolak oleh mertuanya. Kehidupan Julaibib pun berakhir indah. Ia syahid dalam sebuah peperangan, setelah menghunuskan pedang pada tujuh orang kafir.
Hidup dengan segala keterbatasan  seperti Julaibib. memang menyimpan kepiluan. Seperti apakah jalan hidupnya ke depan, ia tidak mengerti. Apakah ada orang yang mau menikah denganya?? ia terus berdamai dengan perasanya. Tapi semua pertanyaan kegelisahaan itu ia muarkan kepada Allahsemata.
Maka Julaibibb terus tumbuh dengan imamnya. Ia menjalani rutinitasnya denngan kemurnian iman. Orang-orang mungkin saja mengabaikan Julaibib, tapi Allah tidak demikian. Maka terus tumbuh dengan jalan keimanan seperti yang dilakukan Julaibib, akan membuka banyak jalan dari ketidakpastian hidup kita.
Ia menikah. Tapi jarak antara ia menikah dan menyadari kadar dirinya yang penuh keterbatasan itu, adalah ruang yang terus diisi Julaibib dengan akumulasi kebajikan. Ia berjihad, melaksanakan shalat tepat waktu dan selalu berupaya di shaf paling terdepan. Pada rentang usianya itu Julaibi terus merawat imannya.
Ketika Rasululah mengamit tangan Julaibib dan membawanyake rumah pemimpin Anshar . sesungguhnya itu adalah takdir yang telah digiringkan Allah. Di hadapan Allah dan RasulNya itu, Julaibib pantas menikah denga puteri Anshar yang sholeha tersebut. Tapi sebelum itu, Julaibib telah terlebih dahulu memantaskan dirinya, meranumkan imannya. Lelaki Sholeh adalah untuk permpuan yang Sholeha, buaknkah demikian formulanya.
Dalam dimensi lain formulanya sebenarnya juga demikian . Dalam ketidakpastian sejatinya kita berikhtiar untuk menjadi pantas. Sebab kepasrahan terhadap hidup yang tidak pastidi sini, bukanlah cerita tentang ajaibnya pertolongan Allah yang seketika dapat mengubah hidup kita. Tapi dalam ketidakpastian kita dididik untuk menjadi yakin dan terus menguatkan ikhtiar hingga menjadi pribadi yang yang pantas ditolong Allah.Menjadi pribadi yang layak dibenturkan Allah pada takdirNya yang indah.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mempertegas kembali visi hidup ini, agar hidup menjadi jelas. Keman kita melangkah?Kapan kita berhenti? serta apa yang mesti dilakukan? singkatnya kita faham bagaimana mengelola waktu, energi serta sumber daya yang ada untuk meningkatkan kualitas diri ini.
Sederhananya, ada banyak hal yang memang harus kita evaluasi untuk meninngkatkan kualitas hidup kita ini. Termasuk kembali mengevaluasi rutinitas kita yang keliru "Jika pagi datang, orang-orang yang lalai akan berfikir, apa yang harus dikerjakannya. sedangkan orang orang yang berakal akan berfikir, apa yang akan dilakukan Alla kepadaNya" begitulah Ibnu Athaillah mengingatan kembali bagaimana semestinya kita menjalani rutinitas.
Dan di luar sana, ada banyak orang yang menduga-duga hidupnya. Terus meratapi kemungkinan-kemungkinan terburuk yang belum  tentu terjadi pada dirinya. Ia sadar akan semua itu tapi ia gagal untuk menyiapkan diri terhadap kemungkinan-kemungkinan buruk itu.,
Jimmy Carter Presiden Amerika pernah berkata "Aku akan tetap menjadi petani bila bangun pukul sembilan, tapi aku memutuskan untuk bangun pukul enam pagi hingga akhirnya aku menjadi presiden" Itulah ungkapan presiden Amerika ke-39 . Ia yang awalnya adalah seorang petani kentang, namun berhasil menjadi orang nomor satu di Amerika. Itu karena ia merubah haluan hidupnya, memperbaiki rutinitasnya yang diangggap keliru.
Begitulah, perasaan takut menghadapi hidup yang tidk pasti adalah produk dari pikiran kita yang tidak meyakini peran-peran Allah dalam kehidupan ini. Apa yang terjadi di depan memang ruang gelap yang sulit ditebak ujungnya. Tapi pada titik ini kita harus sadar, bahwa untuk menerobos ruang gelap itu kita perlu cahaya. Dan sebaik-baik cahayanya adalah cahaya keimanan.
"Karena Sesungguhnya bila kita mau mengerti, hidup yang terasa berat bukan karena dunia yang tak bersahabat> Melainkan karena iman yang tak terawat"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar