Senin, 15 Juli 2013

Beberapa pemahaman keliru tentang sabar, tawakal, insyaAllah, zuhud dan Qona'ah........



Beberapa Pemahaman Keliru

 

Penulis : Merza Gamal
Ada beberapa praktek terhadap ajaran Islam yang dipahami dengan keliru di tengah-tengah umat Islam, antara lain, seperti istilah “sabar”, “qana’ah” (sikap menerima), “tawakkal” (sikap pasrah), “insya Allah” (jika Allah menghendaki), “zuhud” (anti keduniaan), dan sejenisnya. Istilah-istilah ini dalam pemahaman sehari-hari sering dijadikan landasan hidup, seolah memberikan justifikasi kepada umat Islam terhadap apa yang dilakukan dengan konotasi yang negatif, yakni lamban, terbelakang, kemalasan, dan semacamnya. Padahal arti yang sebenarnya harus berkonotasi positif, tidak menghambat kemajuan ekonomi dan perkembangannya, sebagaimana yang diuraikan berikut ini.
(a). Sabar mengandung arti proses menuju keberhasilan yang tidak mengenal kegagalan, karena disertai sikap tangguh, pantang menyerah, teliti, tabah, dan tidak mudah putus asa, namun pemahaman yang terjadi pada umat adalah sabar dianggap sebagai sikap yang tidak cepat-cepat dan perlahan, sehingga identik dengan lamban.
(b). Qana’ah mengandung arti sikap yang jujur untuk menerima hasil sesuai dengan kerjanya, tidak serakah, tidak menuntut hasil yang lebih dengan kualitas kerja yang rendah, tidak iri dan dengki, tidak mengkhayal di luar kemampuannya, atau dengan kata lain qana’ah berarti produktivitas yang dihasilkan sesuai dengan kemampuan dan tingkat kerja yang dilakukan, tetapi dalam pemahaman umat, qana’ah dipahami sebagai sikap menerima apa adanya dan berkonotasi mudah menyerah, sehingga tuntutan untuk kemajuan dianggap sebagai hal yang tidak perlu.
(c). Tawakkal mengandung arti sikap akhir setelah bekerja dan berusaha keras secara maksimal dan dilakukan berulangkali dengan menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah, tetapi dalam pemahaman yang terjadi adalah sikap yang menyerahkan diri dan cita-cita kepada keadaan tanpa perlu adanya suatu usaha maksimal atau sikap fatalis.
(d). Insya Allah mengandung arti kesanggupan seseorang memenuhi janji secara serius dan hanya alasan di luar kekuasaan dirinya yang dapat membatalkan janji tersebut, tetapi dalam pemahaman dan pengamalannya terdapat kekeliruan besar terhadap perkataan insya Allah tersebut, yakni dijadikan alat untuk menghindari atau mengelakkan janji di balik nama Allah.
(e). Zuhud, mengandung arti meninggalkan hal-hal yang menyebabkan jauh dari Allah atau dipahami sebagai anti keserakahan, namun yang terjadi dalam praktek dipahami sebagai anti keduniaan atau anti harta. Menurut Qardhawi (1977), hadits-hadits yang memuji sikap zuhud bukan berarti memuji kemiskinan, tetapi berarti memiliki sesuatu dan menggunakannya secara sederhana. Orang zahid adalah mereka yang memiliki dunia dengan meletakkannya di tangan, bukan di dalam hati. Menurut ajaran Islam, kekayaan adalah nikmat dan anugerah Allah SWT yang harus disyukuri, dan kemiskinan adalah masalah bahkan musibah yang harus dilenyapkan, serta tidak ada satupun ayat Al-Qur'an yang memuji kemiskinan dan tidak ada sebaris hadits shahih yang memujanya.
Kesalahpahaman terhadap beberapa ajaran Islam tersebut, dinilai para ahli sebagai hal yang membawa kemunduran dalam kehidupan umat Islam. Menurut Chapra (2001), kemunduran umat Islam dimulai sejak abad ke-12 ditandai dengan kemerosoatan moralitas, hilangnya dinamika dalam Islam setelah munculnya dogmatisme dan kekakuan berfikir, kemunduran dalam aktivitas intelektual dan kelimuan, pemberontakan-pemberontakan lokal dan perpecahan di antara umat, peperangan dan serangan dari pihak luar, terciptanya ketidakseimbangan keuangan dan kehilangan rasa aman terhadap kehidupan dan kekayaan, dan faktor-faktor lainnya yang mencapai puncaknya pada abad ke-16 pada masa Dinasti Mamluk Ciscassiyah yang penuh korupsi sehingga mempercepat proses kemunduran tersebut.
Kemajuan dan kemunduran yang dialami oleh umat Islam itu, bukanlah seperti sebuah garis lurus, tetapi naik-turun dan berlangsung beberapa abad lamanya. Berbagai upaya dan usaha telah dilakukan guna menghentikan kemunduran itu, namun karena sebab utama tetap ada, maka kemerosotan terus berlangsung hingga saat ini. Faktor utama untuk menghindari kemunduran tersebut adalah dengan kembali kepada ajaran Islam yang sesungguhnya yang berorientasi kepada falah oriented, yakni menuju kemakmuran di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Tugas ini adalah tugas kita semua secara bersama-sama sebagai umat Muslim yang peduli terhadap keluarga kita umat Islam di seluruh jagad raya agar tidak tertinggal dan dapat “duduk sama rendah berdiri sama tinggi” dengan umat lainnya di muka bumi ini.
Dan terakhir, perlu kita sadari, bahwa Rasullullah telah memberikan tauladan terhadap prinsip-prinsip kehidupan yang dapat kita jalankan dalam kehidupan kita semua hingga akhir masa menjelang. Firman Allah SWT, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharapkan (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab : 21).
 http://kotasantri.com/santri/mgamal

KETIKA ORANG TUAMU TIDAK SEPERTI YANG KAU DAMBAKAN




KETIKA ORANG TUAMU TIDAK SEPERTI YANG KAU DAMBAKAN

Kutatap langit-langit kamar yang sunyi…..sungguh berbeda dengan kondisi di luar sana yang riuh ramai.
Sore ini, sore yang sama seperti sore sebelumnya,,,,
Sore…bertemankan butiran hujan yang tercurah dari langit bulan Febuari…

Butiran hujan, beradu dengan teriakan tetangga yang menyuruh anaknya mandi dan Jeritan sang anak yang menolaknya….adalah bagian dari sore ku dan sore mereka….
Tak pelak lagi pukulan, jeweran, dan cubitan, hinggap di tubuh mungil anak-anak mereka. Pemandangan yang sudah berakar dalam keseharian mereka
Namun aku lebih merasa gerah dengan kata-kata yang terlontar dari lisan sang orangtua.

Membuat muncul pertanyaan dalam otakku….”Inikah sosok seorang ibu…?”


Sedetik kemudian, pikiranku melayang ke peristiwa beberapa tahun yang lalu, saat aku masih kuliah- mahasiswa tingkat akhir.

Ibu dosenku berdiri disana, menerangkan pada kami tentang pola asuh orangtua : pentingnya pengasuhan yang baik dan akibat dari pola asuh yang kurang baik.

Kemudian beliau berkisah tentang Hitler -seorang pemimpin paling ditakuti karena telah membunuh begitu banyak orang Yahudi-. yang ternyata menjadi seseorang yang demikian kerasnya, karena salah asuh dari orangtuanya. Sejak kecil, ia selalu dipukuli oleh ayahnya hanya karena kesalahan-kesalahan kecil.. Hingga suatu hari Hitler menemukan sebuah buku, yang mengatakan bahwa “orang yang kuat itu adalah orang yang tidak pernah meneteskan air mata”, dan ia pun bertekat untuk tidak akan pernah menangis lagi.

Bahkan ketika sang ayah, pada suatu saat, memukulinya lagi, ia datang ke ibunya dengan tersenyum bangga, dan berkata bahwa ayahnya telah memukulnya sebanyak 33 kali (lupa tepatnya berapa kali *senyum), hingga ibunya menyangka bahwa Hitler telah gila.
Hitler pada akhirnya tumbuh menjadi orang yang demikian keras. Di saat ia mengetahui bahwa ayahnya adalah anak hasil “perkawinan di luar nikah” antara neneknya dengan orang Yahudi. Hitler menjadi sangat benci pada orang Yahudi, dan membantai banyak kaum tersebut.

Kemudian ibu dosen pun bercerita kisah tokoh-tokoh lain, yang tumbuh menjadi manusia yang kejam, akibat salah asuh orang tua.

Kemudian entah kenapa, saat itu aku mengangkat jari tangan, dan bertanya dengan kekanak-kanakan….

Kukatakan pada ibu dosenku, “Ibu…entah mengapa saya merasa ini tidak adil…”,

Aku menarik nafas dan melanjutkan,

“ Ibu….dulu, sewaktu kita akan dilahirkan, kita tidak bisa memilih kan bu, kelak kita akan menjadi siapa, bagaimana rupa kita, kepandaian kita, rizki kita. Kita pun tidak bisa memilih siapa orangtua kita. Ya kan bu…

Alangkah kasiannya anak-anak yang lahir dari pengasuhan yang buruk, kemudian mereka akhirnya tumbuh menjadi anak-anak yang buruk, sedangkan mereka juga tidak ingin memiliki orangtua yang buruk. Semua anak pasti ingin memiliki orangtua yang sayang dan perhatian pada mereka. Semua orang pasti menginginkan orangtua yang memberikan pendidikan yang terbaik bagi anaknya. Hanya saja……..mereka tidak dapat memilih kan bu…Alangkah kasiannya mereka…..Apakah salah seorang anak, jika ternyata orangtua mereka seperti itu….?”

Ibu dosenku tersenyum mendengar pertanyaan aneh itu, kemudian ia menjawab dengan bijak. -Sebuah jawaban…yang sampai saat ini…masih kusimpan dalam benakku…-

“benar….benar sekali…
kita ini…memang tidak dapat memilih siapa orangtua kita, dan bagaimana mereka akan membesarkan kita. Dan memang pola asuh mereka memiliki andil yang cukup besar dalam kepribadian kita. Namun…coba lihatlah…..kita hidup bukan hanya dilingkungan keluarga saja bukan…?
Kita hidup dalam masyarakat. Kita hidup dalam lingkungan yang lain, selain lingkungan keluarga.
Ada banyak hal yang kemudian membentuk kepribadian kita.

Lagipula, coba lihat diri kalian sendiri…!. Kalian ini sudah besar, sudah mahasiswa…Kalian ini ingin menjadi siapa atau apa, itu bukan karena oranglain. Namun, karena kalian sendirilah yang menginginkannya.
Apakah hanya karena orangtua kalian mendidik kalian dengan buruk, lalu kalian menyandarkan diri pada kesalahan mereka, dan tetap menjadi anak dengan kepribadian buruk…?

Bukan saatnya lagi untuk menyalahkan orang lain atas kejadian yang kita alami.
Kalian sudah dewasa…sudah seharusnya mengambil langkah untuk hidup kita sendiri…
Lagipula, yakinlah, apa yang diberikan Dia adalah yang terbaik untuk kita…
Bisa saja kita mendapatkan orangtua yang baik, namun lingkungan sekitar kita buruk, dan kita mengambil jalan yang buruk, maka kita pun akan tersesat.
Dan mungkin saja, kita diberikan orangtua yang buruk, namun kita terus memperbaiki diri, maka kita pun akan mendapatkan kebaikan…”



Saat itu, aku sungguh belum mengerti mengenai pentingnya memahami tentang takdir. Bukankah memahami takdir yang telah digariskan oleh Allah dapat supaya hati kita menjadi tenang…?


kini…aku sadar…betapa tidak layaknya, apabila seseorang menyalahkan takdirnya….bersandar pada kesalahan orang lain…..mencari-cari alasan bahwa ia menjadi seperti ini karena orang lain.

Mungkin salah seseorang anak, akan memiliki orangtua yang buruk….
atau memiliki orangtua dengan pendidikan rendah,
atau merasa tidak mendapatkan kasih sayang dari orangtuanya,
atau merasa bahwa ia diperlakukan tidak adil
atau merasa bahwa ia memiliki masa kecil yang suram….
Atau ia sama sekali tidak bangga pada orangtuanya….bahkan merasa malu…

Kemudian ia beranggapan, bahwa ia yang sekarang ini….keburukan yang terjadi padanya, karakteristik sifatnya yang buruk ini, adalah akibat dari kesalahan orangtuanya.
Dan ia menjadi manusia yang memandang buruk masa lalunya….

Temanku…. Kami memahami kesedihanmu….
Memang benar, Orangtua mseharusnya menjadi seseorang yang paling dekat dengan kita….mengajari kita hal-hal yang positif….menerima kekurangan kita, membangun kepercayaan pada kita bahwa kita tidak sendirian…

Tapi disaat orangtua kita tidak seperti orangtua yang ideal, layakkah kita terus terkungkung pada hal tersebut….dan hanya menjadi pribadi yang diam, dan menyerah, serta menyandarkan diri pada kesalahan mereka…?

Apakah karena kesalahan didik orangtua kita….kurang kasih sayang…dan tidak pahamnya mereka tentang cara menjadi orangtua yang baik, lantas menjadikan kita demikian terpuruk……menjadikan kita terhempas….menjadikan kita pribadi dengan moral kalah…. bersembunyi pada kesalahan mereka, dan lari dari keharusan untuk bangkit….? Untuk memperbaiki diri….??

Apakah kita harus menjadi seseorang yang seperti itu….?

Akankah kita lari dari tanggung jawab kita untuk senantiasa memperbaiki diri….?

Temanku bukankah jika kita ingin menjadi orang yang lebih baik….itu kita lakukan bukan karena manusia…
Sungguh bukan karena manusia….
Kita tidak berubah menjadi orang yang lebih baik….hanya karena orangtua kita baik…atau bukan karena latar belakang kehidupan kita, tapi…karena mengharapkan pahala dari Allah…

Ibumu…ayahmu…adalah sama halnya dengan kamu…
Mereka pun manusia….
Memiliki kekurangan, disamping kelebihan….
Memiliki kesalahan….
Namun…jangan sampai kesalahan mereka, atau ketidaksukaanmu pada sikap mereka, mendorongmu untuk berbuat durhaka pada mereka….
Mendorongmu…untuk membenci mereka
Karena sikapmu yang seperti itu…tidak lain justru akan menjatuhkan dirimu sendiri dalam neraka…

Temanku…
yakinlah Allah Maha Adil…
Ia memberikan kalian kekurangan di satu sisi….InsyaAllah memberikan kelebihan kalian pada sisi yang lain….

Mungkin Allah meletakkan cobaan pada kalian dari sisi orangtua kalian…
Sedangkan teman-teman yang lain, diuji dengan jalan yang lainnya…

Tapi….temanku…Bukankah kesabaranmu…ketaatanmu dalam menghadapi ujian, adalah ladang pahalamu….?

Temanku…kehidupan itu tidak stagnan….kehidupan itu berubah….!!!
Betapa tak sedikit orang-orang yang lahir dari orangtua psikopat, akhirnya dapat bangkit dan menjadi sosok dewasa yang baik…?
Betapa tak sedikit orang-orang yang dibesarkan oleh lingkungan yang kumuh dan buruk, akhirnya dapat menjadi orang yang tegar dan shalih –atas ijin Allah…?

Temanku….ingatlah…bahwa Allah selalu bersamamu…cukuplah cintaNya menjadi tujuanmu…
Apabila engkau mengharap cinta dari manusia, mungkin engkau akan lebih banyak kecewa…disebabkan karena manusia pun adalah makhluk yang penuh dengan kekurangan….

Temanku….mari sama-sama belajar bersamaku…bersama teman-teman yang lain…untuk senantiasa memperbaiki diri…
Sudah saatnya kita melihat diri kita sebagai diri yang mandiri….
Bukan saatnya terus merenungi masa lalu….
Bukankah masa lalu adalah hal yang paling jauh dari kita…? Kita tidak akan kembali padanya…? Jadi biarkanlah ia berlalu….

Sekarang…..yang lebih baik kita lakukan adalah….menjadikan masa lalu kita sebagai suatu pelajaran….
Jangan sampai kelak anak-anak kita mengalami hal yang sama dengan masa lalu kita…
Jadikan kesalahan dalam didikan orangtuamu padamu….sebagai kunci keberhasilan kita dalam mendidik anak….
Belajarlah…dan terus belajar tentang cara mendidik anak-anakmu kelak….
Buatlah anak-anak kita berkata dengan lantang, “aku bangga punya orangtua seperti ummi dan abi…”

Dengarlah kaum wanita….generasi ini tanggung jawabmu….!!!!!***

*afwan saya ;upa link nya...... semoga penulisnya mendapat curahan pahala atas manfaat pada pembacanya...aamiin :)

ABAL _ ABAL T_T




IKHWAN AKHWAT BLACKLIST !!!


Mungkin lucu yaaah kalo ikhwan akhwat yang notabene orang yang alim tapi juga bisa genit hihihi.....Mungkin aja looo kan mereka juga manusia, punya rasa punya hati hehehe . Ikhwan kalo arti yang bener itu saudara laki – laki, tapi kalo di Indonesia ikhwan itu pastinya beda yaitu cowok yang biasanya pake baju koko,celana gantung melihara jenggot de el el.

Kalo pake celana levis gondrong pake baju kaos oblong ga dianggep ikhwan ( padahal kalo berjuang demi islam paling depan ). Trus kalo akhwat arti yang bener saudara perempuan, yaaa kalo di Indonesia yang biasa pake jilbab ( bukan kerudung atau burqa ) pandangan nunduk terus ( duitnya jatoh kali ! ) dan tertutup banget deh.trus apa hubungannya dengan genit ??? mereka genit ???

Emang sih si ikhwan mungkin ga bilang ma akhwat

Roses are red

violent are blue

sugar is sweet

so do you! ( Preee....t )

trus gimana kalo mereka lagi genit??? bukannya genit tapi gombal yang “islami”....af1(afwan) kalo bilang gombal tapi memang kenyataannya, bahkan mereka seperti ini ini termasuk ikhwan blacklist...ikhwan yang bisa ngerusak ikhwan lainnya. Akhwat juga sama..Yuk kita intip


> SUKA SMS ATAU CHAT YANG GA JELAS


Ini ciri – ciri menonjol dari IBL ( ikhwan blacklist ) suka sms-an atau chat yang ga penting sama akhwat ( sama aja akhwatnya juga ! huh ) pertama chatting bilang “salam ukhuwah yaa ukh” eeehh akhwatnya juga futur hatinya gara – gara lihat profilenya “tinggi 185cm keturunan Arab lagi menyesaikan S2 di Al-Azhar, kebetulan lagi libur panjang jadi pulang ke Indonesia”padahal kalo akhwat ketemu ikhwan item pendek bilangnya jaga pandangan tapi lihat ikhwan kaya di atas luntur hatinya hehehehe....

“hari sudah malam ukh,sholat witir dan lansung tidur dan jangan lupa berdo'a agar mimpi indah”......

akhwatnya bales lagi

“Jazakallah akhi,akhi juga yaaah” ( Gubrak ! )

eeeeeh gamau kalah sama orang pacaran jam 2 pagi misscalin abis itu sms-an lagi “ukh dah bangun?, jangan lupa tahajud?”

di ladenin lagi ma akhwatnya

“sudah kuq, ana habis wudhu nih baru mau sholat, akhi sudah?”

“Alhamdulillah sudah ukh!” GEDUBRAK ( lebih parah dari gubrak ).......

Kalian mau tau kan pacaran yang “islami” ????? tuh contohnya hihihihi masih mending ane jam 1 pagi sms-an juga

“si Ani jalan mundur , hari gini dah tidur ?”

“si Emen julan tomat, cemen amat”

“buah aren dimakan rusa,orang keren lagi buang pulsa” hahaha cuih...


> TAAT KALO ADA YANG LIHAT


Iklan banget ga sih? Aha bener kok...kalo ada akhwat buru – buru kaya jojon ditaekin celananya biar ga isbal hehehe.....kalo dateng buat halqah ogah -ogahan soalnya ketemu sama yang sejenis, coba kalo lagi liqo waaaaah paling cepet kalo dateng, udah cepet datengnya duduknya dibelakang lagi biar bisa lirik – lirikan ( gaswat ) yang akhwat juga sama aja lagi mau aja ikut ngelirik juga ( ckckck... ) yang lebih parah lagi kalo rapat LDK akhwat sampe pulang malem juga mau ( astagfirullah ) kemana iffah ( harga diri )mu ukh ??? ( apa ga masuk waktu halqah tentang iffah ? ).


>ISLAMI SAMA KAFIR DICAMPUR


Nahlo gimana maksudnya niih??? sebenarnya kita lihat dulu baik – baik, biasanya para aktivis yang masih usia 25 kebawah apalagi kalo baru belajar islam ( kaya ane :D ), kita biasanya mengambil relatif lain contoh : saat orang lain mendengar lagu – lagu “cabul” kita beralih ke nasyid....

fatwa tentang lagu sebenarnya sudah HARAM bila tidak mengajak ke Allah SWT walaupun ada hadist – hadist yang membolehkan lagu tetapi itu terbatas...tetapi para ulama sepakat lagu yang tidak mengajak kita kepada Allah SWT adalah HARAM, cuma kitanya yang ga sepakat ( wong bukan ulama ). Tetapi realita sekarang ane juga suka lagu nasyid ( yang nasyid perjuangan ), “kebanyakan” dari nasyid yang ada hanya berbicara jihad, jihad dan dakwah ( kok terbalik) jadi banyak sekali dari para ikhwan menganggap yang penting jihad deh yang laen ga penting ( gaswat ), berbicara jihad fisabilillah nilai UAN-nya jeblok, prestasi akademik 0 ( ckckck... ) inilah yang sangat membahayakan, karena tidak seimbang..... ngomong jihad paling semangat belajar matematika malah tidur ( kascau ! ), bicara jihad IPK-nya 2,2 ( gubrak ).


SEORANG MUSLIM PINTAR DALAM AGAMA PASTI PINTAR DI AKADEMIK


Buat ukhti juga bicara jihad fisabilillah ikut konser nasyid buat penggalangan dana di Palestina, denger nasyid sampe loncat – loncatan histeris ( astagfirullah ) ga sekalian moshing sekalian ukh? Biar metaaaaaaaaaaaaallll !!! abis konser berebut kejar munsyidnya minta tanda tangan sekalian foto bareng ( kalo gitu apa bedanya ukh sama konser penyanyi laeeen ?)

belum lagi kalo sms-an ma ikhwan “Assalamu'alaikum akh, besok ada syuro jangan telat yaaach”

yaaaa ikhwan juga futur, kucing kalo di kasih ikan masa nolak

“Walaikumussalam warahmatullahi wabarakatuhu ( waaaa lengkap bener, padahal kalo sms-an ma ustadnya “ tad, ana besok ga ngaji” ga pake salam langsung to the point ) syukron yaa ukhti sdh ngingetin ana, insya Allah ana ga telat, ukhti juga yaaa? semoga Allah selalu merahmati ukhti !”

“ahhhh akhi bisa aja, semoga akhi juga”

Zina hati gak? tanya sama diri antum sendiri!! yaa Allah maafkan kekhilafan hambamu ini.....

sebenarnya tulisan ini buat para cowok dan cewek yang menghijrahkan dirinya kepada Allah agar setelah kita hijrah kita tidak masuk keperangkap setan yang sangat halus dan para ikhwan dan akhwat afwan jiddan kalau tulisan ana menyinggung antum ( berarti merasa yaa ) ini hanya untuk sekedar koreksi diri

"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, …” (QS.An-Nuur[ 24]:30-31)

jadi untuk kita semua hati – hati dengan jebakan setan.... kita sudah tahu soal adab para akhwat kalo minta tausiyah sama ustadzahnya dunk masa sama ikhwan, ikhwan juga gitu kalo mau kasih tausiyah sama akhwat aja bukan berarti kita tidak boleh saling tausiyah, sepengalaman ane di dunia maya kalo kita memberi tausiyah ke semua teman kita biasanya yang akhwat hanya membalas “syukron”, “jazakallah” jadi ga usah di timpalin lagi.... ( antum nimpalin siiih ).

para cowok dan cewek jodoh sudah ada yang mengatur jangan takut kehabisan, buat ikhwan jangan alesan ta'aruf buat deket ma akhwat tapi ga dilamar – lamar... buat akhwat sabar aja jodoh antuna ga kemana – mana kok !berubahlah menjadi power rangers ( lho!),berubahlah menjadi pengemban dakwah sejati dan lepaskan diri kita dari belenggu blacklist dari diri kita, tenang aja 

BIAR CINTA BERMUARA DENGAN SENDIRINYA :)





 Today at 01:01
Kenapa tak pernah kau tambatkan
perahumu di satu dermaga?
Padahal kulihat, bukan hanya satu
pelabuhan tenang yang mau menerima
kehadiran kapalmu!

Kalau dulu memang pernah ada
satu pelabuhan kecil, yang kemudian
harus kau lupakan,
mengapa tak kau cari pelabuhan lain,
yang akan memberikan rasa damai yang lebih?
Seandainya kau mau,
buka tirai di sanubarimu, dan kau akan tahu,
pelabuhan mana yang ingin kau singgahi untuk selamanya,
hingga pelabuhan itu jadi rumahmu,
rumah dan pelabuhan hatimu.

(Judul Puisi ” Pelabuhan ” karya Tyas Tatanka, kumpulan puisi 7 penyair serang)

Matanya berkaca-kaca ketika perempuan itu selesai membaca dan merenungi isi puisi itu. Dulu sekali perempuan itu telah pernah berharap pada seorang laki-laki yang dia yakin baik dan hanif, ada kilasan – kilasan di hatinya yang mengatakan bahwa mungkin dialah sosok yang selama ini dicari.. dialah sosok yang tepat untuk mengisi hari harinya kelak dalam bingkai pernikahan.

Berawal dari sebuah pertemanan. Berdiskusi tentang segala hal, terutama masalah agama. Perempuan itu sedang berproses untuk mendalami agama Islam dengan lebih intens. Dan laki-laki itu, dia paham agama, aktif diorganisasi keislaman, dan masih banyak lagi hal – hal positif yang ada dalam diri lelaki itu. Sehingga kedekatan itu membawa semangat perempuan itu untuk terus menggali ilmu agama. dan mempraktekkannya dalam kesehariannya. Kedekatan itu berlanjut menjadi kedekatan yang intens, berbagi cerita, curahan hati, saling meminta saran, saling bertelepon dan bersms, yang akhirnya segala kehadirannya menjadikan suatu kebutuhan. Kesemuanya itu awalnya mengatasnamakan persahabatan.

Suatu hari salah seorang sahabatnya bertanya “Adakah persahabatan yang murni antara laki-laki dan perempuan dewasa tanpa melibatkan hati dan perasaan terlebih bila sudah muncul rasa simpati, kagum dan kebutuhan untuk sering berinteraksi?”

Perempuan itu tertegun dan hanya bisa menjawab ” entahlah..”

Sampai suatu hari, laki-laki itu pergi dan menghilang… Awalnya masih memberi kabar. Selebihnya hilang begitu saja. Dan perempuan itu masih berharap dan menunggu untuk suatu yang tak pasti. Karena memang tidak pernah ada komitmen yang lebih jauh diantara mereka berdua. Setiap dia mengenal sosok lelaki lainnya… Selalu dibandingkan dengan sosok laki-laki sahabatnya itu dan tentulah sosok laki-laki sahabatnya itu yang selalu lebih unggul dibanding yang lain. Dan perempuan itu tidak pernah lagi membuka hatinya untuk yang lain. Sampai suatu hari,..

Perempuan itu menyadari kesia-siaan yang dibuatnya. Ia berharap ke sesuatu yang tak pasti hanyalah akan membawa luka dihati… Bukankah banyak hal yang bermanfaat yang bisa dia lakukan untuk mengisi hidupnya kini…. Air mata nya jatuh perlahan dalam sujud panjangnya dikegelapan malam… Dia berjanji untuk tidak mengisi hari-harinya dengan kesia-siaan.

“Lalu bagaimana dengan sosok laki-laki itu ??” Perlahan saya bertanya padanya.

“Saya tidak akan menyalahkan siapa-siapa, yang salah hanyalah persepsi dan harapan yang terlalu berlebihan dari kedekatan itu, dan proses interaksi yang terlalu dekat sehingga timbul gejolak dihati…. Biarlah hal itu menjadi proses pembelajaran dan pendewasaan bagi saya untuk lebih hati – hati dalam menata hati dan melabuhkan hati,” ujarnya dengan diplomatis. Hingga saya menemukan perempuan itu kini benar-benar menepati janjinya.

Dunia perempuan itu kini adalah dunia penuh cinta dengan warna-warna jingga, tawa-tawa pelangi, pijar bintang dimata anak anak jalanan yang menjadi anak didiknya…. Cinta yang dialiri ketulusan tanpa pamrih dari sahabat-sahabat di komunitasnya yang menjadikan perempuan itu produktif dan bisa menghasilkan karya…cinta yang tidak pernah kenal surut dari kedua orang tua dan keluarganya… Dan yang paling hakiki adalah cinta nya pada Illahi yang selalu mengisi relung-relung hati..tempatnya bermunajat disaat suka dan duka… Indahnya hidup dikelilingi dengan cinta yang pasti.

Adakalanya kita begitu yakin bahwa kehadiran seseorang akan memberi sejuta makna bagi isi jiwa. Sehingga…. saat seseorang itu pun hilang begitu saja… Masih ada setangkup harapan agar dia kembali….Walaupun ada kata-katanya yang menyakitkan hati…. akan selalu ada beribu kata maaf untuknya…. Masih ada beribu penantian walau tak pasti… Masih ada segumpal keyakinan bahwa dialah jodoh yang dicari sehingga menutup pintu hati dan sanubari untuk yang lain. Sementara dia yang jauh disana mungkin sama sekali tak pernah memikirkannya. Haruskah mengorbankan diri demi hal yang sia-sia??

Masih ada sejuta asa…. Masih ada sejuta makna…..Masih ada pijar bintang dan mentari yang akan selalu bercahaya dilubuk jiwa dengan menjadi bermakna dan bermanfaat bagi sesama….

“Lalu… bagaimana dengan cinta yang dulu pernah ada??” tanya saya suatu hari.

Perempuan itu berujar, ” Biarkan cinta itu bermuara dengan sendirinya… disaat yang tepat… dengan seseorang yang tepat…. dan pilihan yang tepat……hanya dari Allah Swt. disaat dihalalkannya dua manusia untuk bersatu dalam ikatatan pernikahan yang barokah..”

Semoga saja akan demikian adanya…

Untuk seorang sahabat.yang tengah meniti masa transisi
dini@mipp.ntt.net.id