dakwatuna.com - Astaghfirullah, mungkin bagi
sebagian orang lucu tapi buat saya itu membuat pilu. Setengah terkejut,
setengah cemberut, dahi pun mengerut, sambil merungut dan celetuk “kok
ada ya, orang yang anggap itu persoalan main-main?” Sungguh dahsyat
kreativitas yang digunakan untuk membuat guyonan tanpa ilmu atau ilmu
pas-pasan yang digunakan seenak hatinya, walaupun niat menghibur orang,
sengaja atau tidak sengaja, tahu atau tidak tahu, sadar atau tidak
sadar, suka tidak suka, mau atau tidak mau, hal seperti ini termasuk ke
dalam memperolok-olok agama.
Na’udzubillah, innaa lillahi wa innaa ilaihi rooji’un.
Saya
sampai tidak punya daya memasang gambar bergerak tersebut akan tetapi
agar ada sedikit bayangan untuk tujuan agar jangan sampai salah seorang
dari kita merespon apalagi terseret menjadi bagian dari lelucon ini,
saya tuliskan dialog yang terjadi.
Alkisah seorang ABG
alay mati muda. Kemudian sampai di alam kubur, ABG alay tersebut
ditanya oleh seseorang berambut panjang dengan lingkaran di atas
kepalanya yang dinisbatkan sebagai malaikat, “Kamu tahu kamu berada di
mana sekarang?”
ABG alay tanpa ada sedikit pun rasa takut menjawab “di hatimuuuu…”
Si
malaikat terlihat mulai alay tetapi tetap bertanya dengan mengubah
senyum sinisnya menjadi senyum datar menahan kesal, “nnngggg…. Siapa
Tuhanmu?”
Si ABG alay malah menjawab seolah merayu sang malaikat, “kasih tau nggak yaaa…?!”
Dengan
kegirangan dan seolah menertawakan sang malaikat si ABG menjawab “mau
tau aja atau mau tau banget!?” ketika sang malaikat bertanya dengan nada
amarah, “Siapa nabimu?”.
Dengan tawa terbahak-bahak si ABG alay
tetap PD menjawab pertanyaan sang malaikat yang sudah terbakar
ubun-ubunnya dan menggelegar amarahnya sehingga menimbulkan aura yang
seolah semakin menakutkan akan tetapi si ABG masih ber-alay-alay, “Kamu
tahu tidak bahwa kerikil neraka jahannam panasnya 70 X api di dunia????”
Dengan
wajah yang dibuat-buat terkejut si ABG alay menjawab lagi dengan
semakin bergaya alay, “Terus w harus bilang WOW githu..??”
Kelihatannya
sang malaikat sudah kalap dan overload tidak mampu menahan kemarahan
yang sangat dan menjengkelkan menghadapi si ABG alay, tanpa bertanya
lagi dan langsung menujuk si ABG alay pakai tongkat runcing bermata 3
seperti garpu, “SAYA PASTIKAN KAMU MASUK NERAKA JAHANAM!!!”
Akan tetapi si ABG alay malah semakin tertawa terpingkal-pingkal dan tanpa takut ditodong begitu berkata “Ciyuuus?? Miapah??”
Astaghfirullah…
Seseorang
yang mengira anggapannya benar padahal tidak, justru dapat
menjerumuskan atau memperdaya orang lain dengan sesuatu yang dianggapnya
lucu. Bayangkan saja yang akan timbul setelah beberapa orang
menyaksikan gambar bergerak tersebut yang gambarannya sangat bertolak
belakang sekali dengan paparan Rasulullah SAW tentang alam kubur,
mungkin yang tidak mengetahui hal yang sebenarnya akan membuat ia tidak
takut akan siksa alam kubur yang memang nyata untuk manusia yang berdosa
pada Tuhannya. Akan membuat seseorang tertipu dengan dunia dan
kenikmatannya yang sementara (ini adalah rasukan setan yang paling
dahsyat), dan membuat seseorang jauh dari kebenaran akhirat.“Orang-orang
munafik itu takut akan diturunkan terhadap mereka sesuatu surat yang
menerangkan apa yang tersembunyi di dalam hati mereka. Katakanlah kepada
mereka:
“Teruskanlah ejekan-ejekanmu (terhadap Allah dan Rasul-Nya)”. Sesungguhnya Allah akan menyatakan apa yang kamu takuti.” (QS. At Taubah: 64).
Daripada
menceritakan sebuah kisah palsu yang dibikin lucu tapi menipu, bukankah
lebih baik menebarkan kebaikan dengan menyebarkan sebuah kabar yang
benar adanya berdasarkan penuturan sang pembawa risalah; Nabi Muhammad
tercinta. Walaupun kita akan dibuat tercengang dengan kebenarannya atau
bahkan berharap lama untuk sampai kembali pada-Nya guna mengumpulkan
bekal sebanyak-banyaknya atau bahkan sebaliknya tidak berharap mendapat
siksa akan tetapi terlena dengan dunia yang hanya fatamorgana.
Kisah
asli dari lelucon yang tidak lucu itu adalah yang sebagaimana
dituturkan oleh salah seorang sahabat Rasulullah yang pernah bercerita,
“Kami
keluar bersama Rasulullah mengantarkan jenazah seorang laki-laki dari
kaum Anshar sehingga kami selesai menguburkannya. Rasulullah kemudian
duduk dan kami duduk di sekelilingnya seakan di kepala kami bertengger
seekor burung karena tegangnya. Sementara di tangan beliau memegang
tongkat untuk mengorek-ngorek tanah. Tiba-tiba beliau mengangkat
tongkatnya dan bersabda,
”Mohon perlindunganlah kepada Allah dari azab kubur dua kali atau tiga kali.”
Selang
beberapa saat Rasulullah kembali bersabda, “Sesungguhnya saat seorang
hamba mukminin hendak berpisah dengan dunia dan menuju akhirat, turunlah
malaikat-malaikat dari langit dengan wajah-wajah putih seperti
matahari. Mereka membawa kain kafan dan tempat dari surga dan mereka
duduk berderet panjang. Kemudian datanglah malaikat pencabut nyawa dan
duduk dekat kepalanya. Malaikat maut itu berkata, ‘Keluarlah wahai jiwa
yang tenteram, keluarlah kepada pengampunan Allah dan keridhaan-Nya.
Jiwa itu keluar bagai air yang keluar dari pancuran. Diamlah jiwa itu
oleh malaikat maut dan diterima dengan cepat oleh malaikat yang berderet
di sekitarnya. Mereka kemudian meletakkan nyawa itu dikafan dan kotak
dari surga itu. Keluarlah harum minyak wangi yang paling harum di dunia.
Para malaikat membawanya ke langit. Setiap kali mereka melewati
malaikat-malaikat di langit mereka bertanya, ‘Ruh siapa yang harum ini?’
Mereka menjawab, “Ini adalah ruh Fulan bin Fulan dengan menyebut nama
terbaik yang dimilikinya di dunia. Jiwa itu dibawa sampai ke langit
dunia dan mereka meminta dibukakan dan dibukakan pintu langit dunia
tersebut. Semua penghuni setiap langit merasakan semerbak harum wangi
jiwa tersebut dari satu langit ke langit berikutnya hingga ke langit
ketujuh”
Allah SWT berfirman, “Tulislah catatan hamba-Ku ini di
illiyyin (tingkatan tertinggi) dan kembalikanlah ia ke bumi, karena dari
tanah itu Aku ciptakan mereka, kepadanya Aku kembalikan mereka, dan
darinya pula Aku keluarkan mereka untuk sekali saja.”
Rasulullah
SAW bersabda, “Maka ruhnya dikembalikan ke bumi. Datanglah dua malaikat
dan duduk di dekatnya. Keduanya berkata, ‘siapa Tuhanmu?’ Ia menjawab,
‘Tuhanku Allah.” Dua malaikat itu bertanya lagi, ‘Apa agamamu?’ Ia
menjawab, ‘Agamaku Islam.” Ia ditanya lagi, ‘Siapa laki-laki yang Aku
utus kepadamu?’ Ia menjawab, ‘Beliau adalah Muhammad, utusan Allah.’ Ia
ditanya lagi, ‘Ia mengajarkan apa kepadamu?” Ia menjawab, ‘Ia
mengajarkan kepadaku kitab Allah, aku beriman kepadanya dan
membenarkannya. ‘Maka ada suara dari langit, ‘Hamba-Ku benar.
Gelarkanlah baginya tikar surga, berilah pakaian untuknya dari pakaian
surga, bukakan pintu surga.’
Kemudian diberikanlah kepada ruh itu
wewangian dan hamparan yang sangat luas. Datanglah seorang laki-laki
yang wajahnya tampan, berpakaian indah, dan wangi harumnya lalu berkata,
‘Aku memberimu kabar gembira yang pernah dijanjikan padamu.’ Ia
berkata, ‘Siapa kamu?’ Wajahmu mendatangkan kebaikan.’ Ia menjawab, ‘Aku
amal shalihmu.’ Kemudian orang itu berkata, ‘Wahai Tuhanku,
bangkitkanlah kiamat, bangkitkanlah kiamat, sehingga aku kembali kepada
keluarga dan hartaku.””
Rasulullah SAW bersabda
kembali, “sesungguhnya jika hamba yang kafir hendak meninggalkan dunia
dan menuju akhirat, maka turunlah malaikat-malaikat dari langit yang
hitam wajahnya membawa kain yang kasar. Mereka duduk di sekitarnya dan
berderet hingga datanglah malaikat maut dan mengatakan, ‘Wahai yang
busuk, keluarlah menuju kemurkaan dan kemarahan Allah.’ Maka berpisahlah
ruh itu dan dicabut seperti mencabut duri dari bulu domba yang ruwet.
Ketika nyawa itu sudah tercabut secepat kilat dimasukkan oleh para
malaikat itu ke dalam kain yang kasar. Maka keluarlah bau terbusuk yang
pernah ada di dunia dan dibawanyalah itu ke langit. Setiap kali melewati
serombongan malaikat, mereka mengatakan. ‘Nyawa siapa yang sangat busuk
ini?’ Mereka menjawab, ‘Ini adalah nyawa Fulan bin Fulan, nama yang
paling buruk yang ia miliki di dunia. Malaikat itu meminta agar
dibukakan pintu langit, namun dibukakan baginya.”
Kemudian
Rasulullah saw. Membaca ayat, ‘….Sesekali-kali akan dibukakan bagi
mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga hingga
unta masuk ke dalam lubang jarum….’ (al-A’raf: 40)
Maka Allah berfirman, ‘Tulislah catatan hamba-Ku di sijjin tempat terendah di dasar bumi.’
Maka
dilemparkanlah ruhnya dengan lemparan yang dahsyat. Kemudian Rasulullah
SAW membaca firman Allah, ‘…barangsiapa yang mempersekutukan sesuatu
dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar
oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.’ (Al-Hajj:
31).
Ruhnya dikembalikan ke dalam jasadnya dan datanglah dua
malaikat duduk di dekatnya dan bertanya, ‘siapa Tuhanmu?’ Ia menjawab,
‘Ee….ee…aku tidak tahu.’ Ia ditanya lagi, ‘Siapa laki-laki yang diutus
kepadamu ini?’ Ia menjawab, ‘Eee…eee… aku tidak tahu.’ Maka ada suara
dari langit, ‘Hamba-Ku berdusta dan berbohong. Berikan kepadanya tempat
dari neraka, berikan pakaian dari neraka, dan bukakanlah baginya pintu
neraka.’
Maka ia beri panasnya neraka, dan racun-racunnya. Kuburan
menghempitnya sehingga tulang-tulangnya terputus-putus. Datanglah
lelaki yang buruk rupa dengan pakaian jelek dan bau busuk. Ia berkata
kepadanya, ‘Aku berikan kabar yang menyedihkan kepadamu yang pernah
dijanjikan kepadamu.’ Ia bertanya siapa kamu? Muka mu memberikan berita
buruk.’ Orang itu menjawab, ‘Aku adalah amal jahatmu.’ Maka ia
mengatakan, ‘Wahai Tuhan jangan bangkitkan hari kiamat.”” (HR.Muslim)
Kreativitas
memang luas, mungkin tak terbatas akan tetapi jangan sampai kebablasan
merusak kebenaran dan menciptakan kerusakan. Bercanda pun ada batas,
tidak asal jeplak dan membuat orang lain terjebak dalam dunia yang penuh
tipu daya. Memang sekarang ini, dunia tengah dilanda paham hedonis,
paham yang dianut sebagian orang yang hubbud dunya atau cinta dunia yang
mengira dunia itu kehidupan yang kongkret sementara akhirat itu belum
ada, jadi daripada memikirkan yang belum terjadi lebih baik menikmati
apa yang telah ada salah satunya dengan memperolok kebenaran atas siksa
Allah yang diturunkan pada orang-orang yang mengingkari kebenaran-Nya
dan membuatnya menjadi bahan candaan. Na’udzubillah, padahal
mengutamakan dunia yang tunai ini atas akhirat yang tertunda adalah
tipuan dan kebodohan yang besar. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW,
“Perumpamaan dunia dengan akhirat adalah kalian mencelupkan jari kalian
ke laut kemudian diangkat, lihatlah dunia hanya air yang ada di jari
tersebut.”
Baiknya kita renungi perkataan Rasulullah saw tersebut
bukan malah ikut-ikutan bercanda. Terlalu banyak bercanda juga tidak
baik, apalagi yang dibercandakan persoalan agama. Lebih baik menjauhi
bercandaan seperti itu, jangan ikut-ikutan karena mau menghibur diri
sendiri atau orang lain.