Kamis, 09 Januari 2014

DOAKAN SELALU DENGAN KEBAIKAN.......



 Hari ini saya menyempatkan diri membaca beberpa artikel....... saya mau share yg ini.....
DOAKAN SELALU DENGAN KEBAIKAN
Penulisnya : Muhamad Lili Nur Aulia (majalah tarbawi
Buruk SAngka, tidak menerima alas an orang lain, hanya melihat sisi negative pihak lain, melihat hanya dari sisi keburukan orang lain, memperbesar kesalahan orang lain, tutup mata terhadap kebaikan orang lain. SEmuanya adalah cara pandang negative  terhadap orang lain yang sebenarnya menjadi beban dalam diri oraang yang memiliki sikap tersebut.

Saudaraku,
Meski  kenyataanya justru tidak sedikit orang yang meski melihat seratus  kebaikan dan satu keburukan dari seseorang mereka mengabaikan seratus kebaikan justru melihat atau memeperbesar satu keburukan. Menyatakn bahwa mereka tertipu dengan kebaikan orang tersebut. Mengatakan bahwa keburukan dan kekurangannya telah terbongkar. Menuduh bahwa kebaikan- kebaikan orang tersebut hanya sebagai kedok keburukannya.
Saudaraku,
Sedih dan berdukalah kita membaca hal ini? Karena mungkinn kita termasuk diantara orang yang mempunyai sikap berprasangka buruk terhadap saudara kita. Karena kita dipastikan tidak satupun dari kita  kecuali pernah mengalami dan memiliki sikap buruk sangka. Dan buruk sangka selalu berpasangan dengan kedengkian, kebencian, kesombongan,ujub, ghibah yang merupakan penyakit bagi jiwa. Tapi tetap saja, buruk sangka anyak disepelekan oleh banyak orang.
Meskipun cara pandang yang buruk adalh cermin sekaligus memberi pengaruh pada kondisi jiwa seseorang yang juga tidak baik. Dan kebalikannya, cara pandang baik dan positif merupakan cermin sekaligus membawa seseorang memiliki jiwa yang lebih bahagia dan kehidupan yang lebih berhasil. Tetap saja tidak banyak orang yang lebih nyaman dengan baik sangka dan meredam buruk sangka.
Saudaraku,
Seorang mukmin, seharusnya tidak memiliki prasangka pada saudaranya kecuali kebaikan. Tidak menafsir perilaku orang lain kecuali dengan penafsiran yang baik “ Jauhilah prasangka yang buruk. Karena dugaan yang buruk itu perkataan yang paling dusta” demikianlah sabda Rasulullah saw dalam sebuah hadits shahih.
Namun tidak berprasangka buruk atau memiliki prasangka baik dengan orang lain itu tidak  mudah. Perlu banyak keseriusan untuk menundukan jiwa agar  bias menilai orang lain dengan baik. Perlu mempunyai kesadaran bahwa setiap orang pasti mempunyai kekurangan. Perlu mengerti bahwa diri sendiri pun mempunyai banyak kesalahan. Perlu mengakui bahwa buruk sangka akan memberi beban pada diri sendiri dan justru menghilangkan bahagia.
Saudaraku
Ada perkataan Umar Bin Khatab ra. Yang bagus dalam hal ini “Jangan kau berburuk sangka karena perkataan buruk yang keluar dari seorang muslim, sementara masih ada kemungkinan baik yang engkau dapati dalam dirinya” Salah satu trik untuk menaklukan buruk sangka terhadap orang lain, dikatakan oleh Abu Qilabah Al Jarmi “Jika disampaikan kepadamu tentang sesuatu yang buruk tentang saudaramu, berusahalah untuk memberikan alas an tau uzur kepadanya. Jika engkau tidak mendapati alas an atas keburukan tentang saudaramu, katakanlah dalam hatimu, mungkin saudaraku mempunyai alas an yang aku tidak tahu”
Saudaraku,
Ada sebuah pengalaman Syaikh Ma”ruf Al Karkhi ra yang sedang berjalan bersama sahabat-sahabatnya. Ketika itu mereka melewati sekelompok orang yang sedang bernyanyi-nyanyi dan memainkan alat music. Para sahabatnya mengatakan “ Wahai Abbu Nahfudz__sebutan Syaikh Al Karkhi__apakah engkau tidak melihat bahwa mereka itu sedang bermaksiat kepada Allah SWT ??? Doakanlah keburukan atas mereka” Tak lama kemudian Syaikh Ma’ruf Al Karkhi megangkat tangannya untuk berdoa dia mengatakan “Ya Allah, Ya tuhanku. Sungguh aku memohon kepada Engkau agar Engkau bahagiakan mereka  di akhirat, sebagaimana Engkau bahagiakan mereka di dunia”
Para sahabatnya mendengar doa itu terkejut dan mengatakan “ Yang kami minta adalah engkau doakan keburukanatas mereka bukan mendoakan kebaikan atas mereka” Al Karkhi menjawab “Jika Allah SWT membahagiakan mereka di akhirat itu artinya Allah SWT menerima taubat mereka di dunia. Dan itu tidak membahayakan dirimu sedikitpun”
Saudaraku,
Yakinlah ketikaa kondisi jiwa kita baik maka kita akan memandang hal lain dari sudut positif yang baik. Kita bias memandang dan menyikapi sebuah kedukaan dari sudut yang bias memberi kesyukuran dan kebahagiaan. Rasa syukur dan bahagia itu akan menjadikan suassana hidup kita lebih damai.
Seperti Syaikh Al Karkhi, mulailah mendokan seseorang yang berprilaku buruk dengan kebaikan.

Minggu, 05 Januari 2014

MERANUMKAN IMAN DALAM KETIDAKPASTIAN...... (Sultan Hadi dan Ibnu Syahri R)


Saya belum pandai menulis, hmmm saya lebih suka banyak membaca......  Ada satu artikel di majalah tarbawi edisi bulan yang lalu yang saya suka....... banyak yg saya suka dari artikel2 majalah tarbawi tapi saya share yg ini dlu yah ^_^ soalnya saya selalu terkesan dengan kisah Julaibib serupa dengan kesan kisah fatimah dan Ali........
Judul artikelnya "MERANUMKAN IMAN dalam KETIDAKPASTIAN" penulisnya Sultan Hadi & Ibnu Syahri R..... (memang tema majalahnya edisi tersebut tentang KETIDAKPASTIAN) tapi ada beberapa paraghraf yang saya potong yah..... semoga bermanfaat :)

Ketidakpastian sangat dekat dengan fikiran negatif. Seperti keraguan, kemarahan, prasangka buruk, dan ketakutan. Kita ragu dengan kelanjutan karier, kita cemas akan kehilangan jabatan dan pekerjaan, kita takut tak bertemu jodoh, dan sebagainya yang semua itu berpotensi menciptakan goncangan jiwa.
Tapi hidup kita tentu tidak boleh hanya punya warna yang itu : Ragu, Cemas dan takut. Meski ketidakpastisn juga mustahil untuk kita singkirkan. Maka pilihannya, pasti kita harus tetap bisa menikmati hidup dalam ketidakpastian itu. Karenanya, berhentilah mencemaskan hal-hal yang tidak pasti dan tidak jelas dengan bekal ruhani dan pikiran positif.
KETIDAKPASTIAN TIDAK MENJADIKAN KITA BINASA
Ketidakpastian pasti akan selalu menemani. Hari ini, esok dan akan datang. Bahkan telah banyak ketidakpastian berhasil kita lewati. Tapi betapapun kita mencemaskanya, ternyata kita tak dibuat binasa. Buktinya sampai sekarang kita masih hidup, bisa ceria dan tertawa-tawa. Cobalah untuk mengingat ketidakpastian di masa lalu, dan bagaimana akhirnya kita menemukan jalan keluar. Kepastian adalah ilusi. Kepastian tidaklah nyata dan tidak memiliki hubungan dengan hal-hal yangb akhirnya menjadi husnul Khatimah..
Mungkin sama halnya dengan ketakutan untuk hamil bagi seorang ibu. Setelah melihat anaknya berlari kesana kemari  dan mengingat kembali pada perjuangan  9 bulan lamanya, yang mungkin pada saat tersebut seperti dalam penyiksaan, ternyata setelah dua tahun berlalu ia berfikir hal tersebut sudah  memang seharusnya dijalani.
Sekali lagi, ketidakpastian pasti terjadi dalam hidup dan akan selalu ada. Kadang-kadang hal-hal terjadi dengan cara yang kita inginkan, tapi kadang-kadang jugga tidak. Maka terimalah ketidakpastian dengan  lapang dada, daripada mencoba untuk melawannya apalagi sekadar memperpanjang duka. Kita harus ingat bahwa ada kemungkinan hasil yang luar biasa , yang tidak dapat kita terka sekarang, dan dengan bersandar dalam  ketidakpastian  membantu membuat ketidakpastian tersebut jauh lebih mudah ditoleransi.
............................................beberapa paragrapg saya potong..................................................
SERTAKAN IMAN DALAM SETIAP KETIDAK PASTIAN , SELALU......
Julainbib, Ra, seorang sahabat yang bertubh kerdil dan berkulit gelap, hidunya fakir dan berpenampilan tidak menarik. Ia adalah lelaki yang tidak bernasab. Sebab ketika lahir jJulaibib tidak tahu ayah dan ibunya. Bagi penduduk Yastrib ketika itu, hidup tanpa nasab adalah cacat sosial besar. Maka Julaibib adalah ironi dari segala ironi. kondisinya yang demikian, seringkali membuat dirinya tak dianggap.
"Julaibib, tidakkah kau ingin menikah???" tanya Rasulullah kepadanya."Siapakah orang yang akan menikahkan putrinya denganku ya Rasulullah??/" Jawab Julaibib mengukur diri. Tigakali Rasulullah menanyakan hal yang sama, dan serupa itu pula jawaban Julaibib.
Singkat cerita, Julaibib pun menemukan jalan nasabnya. Ia menikahi putri seorang pemimpin Anshar yang dipilihkan Rasulullah, walaupun awalnya hampir ditolak oleh mertuanya. Kehidupan Julaibib pun berakhir indah. Ia syahid dalam sebuah peperangan, setelah menghunuskan pedang pada tujuh orang kafir.
Hidup dengan segala keterbatasan  seperti Julaibib. memang menyimpan kepiluan. Seperti apakah jalan hidupnya ke depan, ia tidak mengerti. Apakah ada orang yang mau menikah denganya?? ia terus berdamai dengan perasanya. Tapi semua pertanyaan kegelisahaan itu ia muarkan kepada Allahsemata.
Maka Julaibibb terus tumbuh dengan imamnya. Ia menjalani rutinitasnya denngan kemurnian iman. Orang-orang mungkin saja mengabaikan Julaibib, tapi Allah tidak demikian. Maka terus tumbuh dengan jalan keimanan seperti yang dilakukan Julaibib, akan membuka banyak jalan dari ketidakpastian hidup kita.
Ia menikah. Tapi jarak antara ia menikah dan menyadari kadar dirinya yang penuh keterbatasan itu, adalah ruang yang terus diisi Julaibib dengan akumulasi kebajikan. Ia berjihad, melaksanakan shalat tepat waktu dan selalu berupaya di shaf paling terdepan. Pada rentang usianya itu Julaibi terus merawat imannya.
Ketika Rasululah mengamit tangan Julaibib dan membawanyake rumah pemimpin Anshar . sesungguhnya itu adalah takdir yang telah digiringkan Allah. Di hadapan Allah dan RasulNya itu, Julaibib pantas menikah denga puteri Anshar yang sholeha tersebut. Tapi sebelum itu, Julaibib telah terlebih dahulu memantaskan dirinya, meranumkan imannya. Lelaki Sholeh adalah untuk permpuan yang Sholeha, buaknkah demikian formulanya.
Dalam dimensi lain formulanya sebenarnya juga demikian . Dalam ketidakpastian sejatinya kita berikhtiar untuk menjadi pantas. Sebab kepasrahan terhadap hidup yang tidak pastidi sini, bukanlah cerita tentang ajaibnya pertolongan Allah yang seketika dapat mengubah hidup kita. Tapi dalam ketidakpastian kita dididik untuk menjadi yakin dan terus menguatkan ikhtiar hingga menjadi pribadi yang yang pantas ditolong Allah.Menjadi pribadi yang layak dibenturkan Allah pada takdirNya yang indah.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mempertegas kembali visi hidup ini, agar hidup menjadi jelas. Keman kita melangkah?Kapan kita berhenti? serta apa yang mesti dilakukan? singkatnya kita faham bagaimana mengelola waktu, energi serta sumber daya yang ada untuk meningkatkan kualitas diri ini.
Sederhananya, ada banyak hal yang memang harus kita evaluasi untuk meninngkatkan kualitas hidup kita ini. Termasuk kembali mengevaluasi rutinitas kita yang keliru "Jika pagi datang, orang-orang yang lalai akan berfikir, apa yang harus dikerjakannya. sedangkan orang orang yang berakal akan berfikir, apa yang akan dilakukan Alla kepadaNya" begitulah Ibnu Athaillah mengingatan kembali bagaimana semestinya kita menjalani rutinitas.
Dan di luar sana, ada banyak orang yang menduga-duga hidupnya. Terus meratapi kemungkinan-kemungkinan terburuk yang belum  tentu terjadi pada dirinya. Ia sadar akan semua itu tapi ia gagal untuk menyiapkan diri terhadap kemungkinan-kemungkinan buruk itu.,
Jimmy Carter Presiden Amerika pernah berkata "Aku akan tetap menjadi petani bila bangun pukul sembilan, tapi aku memutuskan untuk bangun pukul enam pagi hingga akhirnya aku menjadi presiden" Itulah ungkapan presiden Amerika ke-39 . Ia yang awalnya adalah seorang petani kentang, namun berhasil menjadi orang nomor satu di Amerika. Itu karena ia merubah haluan hidupnya, memperbaiki rutinitasnya yang diangggap keliru.
Begitulah, perasaan takut menghadapi hidup yang tidk pasti adalah produk dari pikiran kita yang tidak meyakini peran-peran Allah dalam kehidupan ini. Apa yang terjadi di depan memang ruang gelap yang sulit ditebak ujungnya. Tapi pada titik ini kita harus sadar, bahwa untuk menerobos ruang gelap itu kita perlu cahaya. Dan sebaik-baik cahayanya adalah cahaya keimanan.
"Karena Sesungguhnya bila kita mau mengerti, hidup yang terasa berat bukan karena dunia yang tak bersahabat> Melainkan karena iman yang tak terawat"